proposal 3 mapel sosio
Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan di Desa Sembaturagung untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran
I. LATAR BELAKANG
Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Sebagai salah satu pilar utama pembangunan, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter, keterampilan, dan kemampuan seseorang dalam menghadapi tantangan global. Namun tantangan dalam dunia pendidikan masih menjadi isu yang signifikan, terutama di wilayah pedesaan seperti Desa Sembaturagung.
Desa Sembaturagung merupakan salah satu desa yang memiliki potensi besar dalam pengembangan sumber daya manusia. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mutu pendidikan di desa ini masih menghadapi berbagai kendala. Beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain kurangnya fasilitas pendidikan yang memadai, keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas, minimnya inovasi dalam metode pembelajaran, serta rendahnya partisipasi masyarakat dalam mendukung proses pendidikan. Hal ini berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran dan prestasi akademik siswa.
Selain itu, perkembangan teknologi dan informasi yang pesat saat ini menuntut lembaga pendidikan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. Namun, lembaga pendidikan di Desa Sembaturagung masih menghadapi kesenjangan dalam pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran. Kurangnya akses terhadap perangkat teknologi dan pelatihan bagi guru menjadi hambatan dalam menciptakan pembelajaran yang interaktif dan relevan dengan kebutuhan era digital.
Di sisi lain, dukungan masyarakat terhadap pendidikan juga masih perlu ditingkatkan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan sebagai investasi masa depan seringkali belum optimal. Padahal, kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah desa, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang progresif dan inklusif.
Melihat permasalahan tersebut, diperlukan strategi pengembangan lembaga pendidikan yang terencana dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Desa Sembaturagung. Strateginya meliputi peningkatan kualitas tenaga pengajar melalui pelatihan, peningkatan fasilitas pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam mendukung proses pendidikan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan lembaga pendidikan di Desa Sembaturagung dapat menjadi pusat pembelajaran yang mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Melalui proposal ini, kami mengusulkan strategi program untuk mengembangkan lembaga pendidikan di Desa Sembaturagung guna menjawab tantangan-tantangan tersebut. Program ini dirancang untuk memberikan solusi konkret terhadap permasalahan yang ada sekaligus mendorong terciptanya sistem pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan.
II. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan di Desa Sembaturagung?
2. Bagaimana cara meningkatkan kualitas tenaga pengajar di Desa Sembaturagung?
3. Apa peran masyarakat dalam mendukung pengembangan lembaga pendidikan di desa?
4. Bagaimana cara memperbaiki fasilitas pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif?
5. Bagaimana cara mencapai keberhasilan program pengembangan lembaga pendidikan ini?
III. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini dirancang untuk memberikan arahan yang jelas dan terukur dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Desa Sembaturagung.
Berikut adalah tujuan yang lebih spesifik dan terperinci:
1.Meningkatkan Kualitas Tenaga Pengajar:
•Mengadakan pelatihan dan lokakarya secara berkala untuk guru-guru di Desa Sembaturagung, dengan fokus pada pengembangan kompetensi pedagogik, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dan metode pengajaran yang inovatif.
•Mendorong kolaborasi antara guru dengan lembaga pendidikan tinggi atau organisasi pendidikan untuk mendapatkan bimbingan dan dukungan dalam pengembangan profesional.
2.Memperbaiki Fasilitas Pendidikan:
•Melakukan rekonstruksi dan peningkatan fasilitas sekolah, termasuk ruang kelas, perpustakaan, dan area bermain, agar tercipta lingkungan belajar yang nyaman dan aman bagi siswa.
•Menyediakan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran, seperti alat peraga, buku terbuka, dan akses internet, untuk mendukung proses belajar mengajar yang lebih efektif.
3.Meningkatkan Partisipasi Masyarakat:
•Mengadakan sosialisasi dan kampanye kepada masyarakat mengenai pentingnya pendidikan serta peran mereka dalam mendukung kegiatan pendidikan di desa.
•Membangun kemitraan antara lembaga pendidikan dengan tokoh masyarakat, orang tua siswa, dan organisasi lokal untuk menciptakan program-program dukungan pendidikan yang berkelanjutan.
4.Mendorong Inovasi dalam Pembelajaran:
•Mengimplementasikan metode pembelajaran yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar.
•Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang beragam untuk mengembangkan minat dan bakat siswa di luar kurikulum formal.
5.Meningkatkan Hasil Belajar Siswa:
•Melakukan evaluasi secara berkala terhadap hasil belajar siswa melalui ujian dan penilaian formatif untuk mengukur kemajuan akademik.
•Menyusun program remedial bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar agar semua siswa memiliki kesempatan untuk mencapai standar akademik yang baik.
IV. MANFAAT KEGIATAN
Kegiatan pengembangan lembaga pendidikan di Desa Sembaturagung diharapkan memberikan berbagai manfaat yang signifikan, baik bagi siswa, tenaga pengajar, masyarakat, maupun lingkungan pendidikan secara keseluruhan.
Berikut adalah rincian manfaat yang lebih komprehensif:
1. Peningkatan Mutu Pembelajaran:
•Dengan adanya pelatihan untuk guru dan perbaikan fasilitas pendidikan, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih baik, yang pada pasangannya dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar mereka.
2. Pengembangan Kompetensi Tenaga Pengajar:
•Pelatihan dan lokakarya akan membekali guru dengan keterampilan dan pengetahuan terbaru dalam metode pengajaran, sehingga mereka dapat mengajar dengan lebih efektif dan inovatif. Hal ini juga akan meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja guru.
3. Meningkatkan Akses terhadap Sumber Belajar:
•Renovasi fasilitas dan penyediaan alat peraga serta akses internet akan memberikan siswa kesempatan untuk mengakses berbagai sumber belajar, termasuk materi pembelajaran digital yang relevan dengan perkembangan zaman.
4. Peningkatan Partisipasi Masyarakat:
•Kegiatan sosialisasi dan kampanye akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, sehingga mendorong mereka untuk lebih aktif terlibat dalam mendukung kegiatan pendidikan di desa. Hal ini juga dapat memperkuat rasa kepemilikan masyarakat terhadap lembaga pendidikan.
5. Pengembangan Karakter dan Keterampilan Siswa:
•Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam, siswa akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakat mereka di luar kurikulum formal. Ini akan membantu mereka dalam membangun karakter, keterampilan sosial, dan kepemimpinan.
V. Kajian pustaka
Kajian pustaka merupakan bagian penting dalam proposal ini yang bertujuan untuk memberikan landasan teori dan referensi empiris yang mendukung rencana pengembangan lembaga pendidikan di Desa Sembaturagung.
Berikut beberapa aspek yang akan dibahas dalam kajian pustaka:
1.Teori Pendidikan dan Pembelajaran:
•Menurut Piaget (1970), pembelajaran yang efektif harus memperhatikan tahap perkembangan kognitif siswa. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa dan berbasis pengalaman sangat dianjurkan.
•Vygotsky (1978) tekanan pentingnya interaksi sosial dalam proses belajar. Teori Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) menunjukkan bahwa siswa dapat mencapai potensi maksimalnya melalui bimbingan dari guru dan teman sebaya
2. Kualitas Pendidikan di Wilayah Pedesaan:
•Penelitian oleh UNESCO (2014) menunjukkan bahwa pendidikan di daerah pedesaan sering kali menghadapi tantangan seperti kurangnya sumber daya, aksesibilitas, dan kualitas pengajaran. Hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa dibandingkan dengan daerah perkotaan.
•Studi Mulyasa (2016) mengungkapkan bahwa peningkatan kualitas pendidikan di desa dapat dilakukan melalui pelatihan guru, perbaikan infrastruktur, dan keterlibatan masyarakat.
3. Peran Teknologi dalam Pendidikan:
•Integrasi teknologi dalam pendidikan telah terbukti meningkatkan keterlibatan siswa dan efektivitas pembelajaran. Menurut penelitian Hattie (2009), penggunaan teknologi dapat memberikan dampak positif pada hasil belajar jika digunakan dengan cara yang tepat.
•Selain itu, penelitian oleh Zhao et al. (2005) menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis dan kolaborasi.
4. Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan:
•Epstein (2011) mengemukakan model keterlibatan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan yang mencakup berbagai bentuk dukungan, mulai dari partisipasi dalam kegiatan sekolah hingga pengambilan keputusan. Keterlibatan ini memberikan kontribusi pada peningkatan motivasi siswa dan keberhasilan akademik.
•Penelitian oleh Auerbach (2007) menunjukkan bahwa dukungan masyarakat dapat memperkuat program pendidikan lokal dan meningkatkan rasa memiliki terhadap lembaga pendidikan.
5. Program Pengembangan Pendidikan Berbasis Komunitas:
•Berbagai program pengembangan pendidikan berbasis komunitas telah berhasil meningkatkan kualitas pendidikan di desa-desa di Indonesia. Misalnya, program Sekolah Penggerak yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bertujuan untuk memberdayakan sekolah melalui pelatihan guru, peningkatan sarana prasarana, dan kolaborasi dengan masyarakat.
•Penelitian oleh Sari dkk. (2020) menunjukkan bahwa program-program semacam ini mampu meningkatkan partisipasi masyarakat serta kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah di daerah terpencil.
VI. Alat & Bahan
Dalam rangka mendukung kegiatan pengembangan lembaga pendidikan di Desa Sembaturagung, berikut adalah rincian alat dan bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Alat dan bahan ini akan digunakan dalam berbagai tahapan kegiatan, mulai dari pelatihan guru hingga perbaikan fasilitas pendidikan.
1. Alat untuk Pelatihan Guru
★Materi Pelatihan:
•Buku panduan pedagogi dan metode pengajaran inovatif.
•Modul pelatihan tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
★Peralatan Presentasi:
•Proyektor dan layar untuk presentasi.
•Laptop atau komputer untuk menyampaikan materi dan memperkuat.
•Alat tulis (pensil, pulpen, papan tulis, spidol) untuk catatan dan diskusi.
2.Bahan Terbuka
★Buku Ajar dan Referensi:
•Buku teks sesuai kurikulum yang digunakan di sekolah.
•Buku bacaan tambahan untuk meningkatkan literasi siswa.
★Alat Peraga Pembelajaran:
•Papan tulis interaktif atau whiteboard.
•Poster edukatif dan bahan visual lainnya untuk mendukung pembelajaran.
3. Fasilitas Pendidikan
★Renovasi Fasilitas:
• Material bangunan (semen, pasir, cat, kayu) untuk perbaikan ruang kelas dan area bermain.
•Perabotan baru (meja, kursi, rak buku) untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman.
4. Teknologi Informasi
★Perangkat Teknologi:
•Komputer atau laptop untuk guru dan siswa sebagai alat bantu belajar.
•Proyekor atau smart TV untuk presentasi interaktif di kelas.
★Akses Internet:
•Penyediaan koneksi internet yang stabil di sekolah agar siswa dapat mengakses sumber belajar online.
5. Kegiatan Ekstrakurikuler
★Alat Olahraga dan Kesenian:
•Perlengkapan olahraga (bola, raket, alat musik) untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler yang beragam.
★Bahan Kreatif:
•Alat seni (kucing, kuas, kertas) untuk kegiatan seni dan kreativitas siswa.
6. Alat Evaluasi
★Alat Penilaian:
•Kuesioner dan lembar evaluasi untuk mengukur efektivitas pelatihan guru dan hasil belajar siswa.
★Sistem Pemantauan:
•Software atau aplikasi sederhana untuk mencatat perkembangan akademik siswa secara berkala.
VII. Tahapan kegiatan
★Analisis Situasi :
Melakukan survei kebutuhan pendidikan, termasuk infrastruktur, tenaga pendidik, dan metode pembelajaran
★Pembentukan Tim Kerja :
Membentuk kelompok kerja yang melibatkan pemerintah desa, sekolah, tokoh masyarakat, dan orang tua siswa
★Penyusunan Program :
Menyusun strategi program berbasis hasil survei, seperti pelatihan guru, pengembangan fasilitas, dan kurikulum berbasis lokal.
VIII. WAKTU DAN TEMPAT KEJADIAN
Waktu : April - Juni 2025
Tempat: Sekolah Dasar di Desa Sembaturagung
IX. Rencana Anggaran
X. Indikator keberhasilan dan kegagalan
★Indikator keberhasilan
1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran
• Tingkat Kelulusan: Persentase siswa yang lulus dari jenjang pendidikan yang ditargetkan. Target minimal adalah 90% kelulusan.
• Prestasi Akademik: Rata-rata nilai ujian siswa meningkat minimal 20% dibandingkan tahun sebelumnya.
2. Partisipasi Masyarakat
• Keterlibatan dalam Program: Minimal 70% masyarakat desa berpartisipasi dalam seminar dan kegiatan pelatihan yang diadakan.
• Dukungan terhadap Pendidikan:
Peningkatan jumlah orang tua yang terlibat dalam kegiatan sekolah, seperti rapat dan acara sekolah.
3. Peningkatan Fasilitas Pendidikan
Ketersediaan Sarana dan Prasarana:
Renovasi fasilitas pendidikan selesai sesuai rencana dengan minimal 80% dari anggaran yang digunakan secara efektif.
Aksesibilitas Fasilitas: Semua siswa memiliki akses ke fasilitas belajar yang memadai, termasuk perpustakaan dan ruang kelas yang layak.
4. Keterampilan Non-Akademik
• Pengembangan Keterampilan: Minimal 60% siswa menunjukkan peningkatan keterampilan sosial, kepemimpinan, dan kerja sama melalui kegiatan ekstrakurikuler.
5. Evaluasi dan Umpan Balik
Survei Kepuasan: Minimal 80% peserta pelatihan merasa puas dengan kualitas pelatihan dan relevansinya terhadap kebutuhan mereka.
★Indikator kegagalan
1. Rendahnya Tingkat Kelulusan
Jika tingkat kelulusan di bawah 70%, ini menunjukkan adanya masalah dalam proses pembelajaran.
2. Partisipasi Masyarakat yang Minim
Jika kurang dari 50% masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan, ini menunjukkan kurangnya dukungan dan kesadaran akan pentingnya pendidikan.
3. Fasilitas Pendidikan yang Tidak Memadai
• Jika lebih dari 20% fasilitas belum dimodifikasi atau tidak memenuhi standar, ini menandakan kegagalan dalam pengembangan infrastruktur pendidikan.
4. Kurangnya Peningkatan Kinerja Akademik
Jika rata-rata nilai ujian siswa tidak meningkat atau bahkan menurun, hal ini menunjukkan bahwa metode pengajaran tidak efektif.
5. Umpan Balik Negatif dari Masyarakat
Jika lebih dari 30% peserta pelatihan memberikan umpan balik negatif mengenai program, ini menandakan perlunya evaluasi ulang terhadap kurikulum dan metode pelatihan
XI. Tata cara evaluasi kegiatan
Evaluasi kegiatan merupakan langkah penting untuk menilai efektivitas program pengembangan lembaga pendidikan di Desa Sembaturagung. Berikut tata cara evaluasi yang terstruktur dan komprehensif:
1. Pengumpulan Data
Survei: Melakukan survei kepada siswa, guru, dan orang tua untuk mengumpulkan informasi mengenai pengalaman mereka terkait program yang dilaksanakan. Survei ini dapat mencakup pertanyaan tentang kepuasan, perubahan yang dirasakan, dan saran perbaikan.
Wawancara: Mewawancarai pemangku kepentingan seperti kepala sekolah, guru, dan anggota masyarakat untuk mendapatkan pandangan mendalam tentang dampak kegiatan.
Observasi: Melakukan observasi langsung terhadap proses belajar mengajar dan interaksi di kelas untuk menilai efektivitas metode pengajaran yang diterapkan.
2. Analisis Data
Analisis Kualitatif: Mengkategorikan dan menganalisis data dari wawancara dan survei untuk mengidentifikasi tema-tema utama yang muncul.
• Analisis Kuantitatif: Menggunakan statistik deskriptif untuk menganalisis data numerik dari hasil ujian dan partisipasi kegiatan. Ini termasuk menghitung rata-rata nilai siswa sebelum dan sesudah program.
3. Identifikasi Masalah dan
Potensi Perbaikan
• Berdasarkan analisis data, identifikasi masalah yang muncul selama pelaksanaan kegiatan. Contohnya, jika ada penurunan nilai akademik atau partisipasi masyarakat.
•Temukan potensi perbaikan dengan menilai aspek-aspek yang berhasil dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas program di masa depan.
4. Penyusunan Laporan Evaluasi
• Menyusun laporan evaluasi yang mencakup semua temuan dari pengumpulan data dan analisis. Laporan ini harus mencakup:
1.Ringkasan Eksekutif
2.Metodologi evaluasi
3.Temuan utama.
4.Rekomendasi untuk perbaikan
5.Kesimpulan
5. Umpan Balik kepada Pemangku Kepentingan
• Mengadakan pertemuan dengan masyarakat, guru, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyampaikan hasil evaluasi. Diskusikan temuan dan rekomendasi serta ajak mereka untuk memberikan masukan tambahan.
6. Lanjutan
• Berdasarkan umpan balik dari pemangku kepentingan, lakukan penyesuaian pada program jika diperlukan. Rencanakan tindak lanjut untuk memastikan bahwa perubahan yang diusulkan dapat diimplementasikan secara efektif.
7. Monitoring Berkelanjutan
• Lakukan pemantauan berkelanjutan terhadap implementasi rekomendasi yang telah disepakati. Evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa perbaikan yang dilakukan memberikan dampak positif terhadap kualitas pendidikan di desa.
XII. Resiko dan Mitigasi bencana
Dalam konteks pengembangan lembaga pendidikan di Desa Sembaturagung, pent ing untuk meng kenali berb agai risiko yang mungkin terj adi serta lang kah-langkah miti gasi yang dapat diambil untuk mengurangi kelembapan dan bencana.
Berikut adalah rincian risiko dan mitigasi:
1. Resiko yang Dihadapi
Bencana Alam:
•Banjir: Desa Sembaturagung berada di daerah rawan banjir, terutama saat musim hujan.
•Tanah Longsor: Area pegunungan di sekitar desa berpotensi mengalami longsor.
•Gempa Bumi: Meskipun tidak sering terjadi, potensi gempa bumi tetap ada dan dapat mempengaruhi bangunan sekolah.
Risiko Kesehatan:
•Penyebaran Penyakit: Dalam situasi bencana, seperti banjir, risiko penyebaran penyakit meningkat.
• Kekurangan Akses ke Layanan Kesehatan: Gangguan pada transportasi dapat menghambat akses ke layanan kesehatan.
Risiko Sosial:
•Keterlibatan Masyarakat yang Rendah: Kurangnya partisipasi masyarakat dalam program mitigasi bencana dapat mengurangi efektivitas upaya yang dilakukan.
•Ketidakpahaman tentang Prosedur Darurat: Tanpa pemahaman yang baik, masyarakat dan siswa mungkin tidak tahu cara bereaksi saat terjadi bencana.
2. Mitigasi Bencana
Pendidikan dan Pelatihan:
• Mengadakan program pendidikan mitigasi bencana untuk siswa dan masyarakat, termasuk pelatihan tentang tindakan yang harus diambil saat terjadi bencana (misalnya, keluhan dan pertolongan pertama).
Melakukan simulasi pembekuan secara berkala untuk meningkatkan kesiapsiagaan .
• Pembangunan Infrastruktur :
• Membangun dan memperbaiki infrastruktur tahan bencana, seperti gedung sekolah yang dirancang untuk tahan gempa dan banjir .
• Me Membuat jalur evakuasi dan titik kumpul (assembly point) yang jelas di area sekolah dan desa.
Sistem Peringatan Dini:
• Menjelaskan sistem peringatan dini untuk menginformasikan masyarakat tentang ancaman bencana secara cepat dan efektif.
• Menyertakan alat peringatan seperti sirene atau sistem SMS untuk memberi tahu warga desa tentang potensi bahaya.
Keterlibatan Masyarakat :
• Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan mitigasi bencana melalui kelompok siaga bencana.
•Mengajak orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi serta dalam pelatihan dan simulasi evakuasi.
Kerjasama dengan Pihak Terkait :
• Menjalin kerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mendapatkan dukungan teknis dan sumber daya dalam pelaksanaan program mitigasi.
•Mengadakan pertemuan rutin dengan perangkat desa untuk membahas strategi mitigasi dan kesiapsiagaan.
XIII. Jadwal Kegiatan
XIV. Rencana tindak lanjut
1. Tujuan Rencana Tindak Lanjut
• Menanggapi Implementasi: Menjamin bahwa semua rekomendasi dari evaluasi kegiatan sebelumnya diimplementasikan dengan baik.
• Meningkatkan Kualitas Pendidikan: Mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di desa.
• Keterlibatan Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung program pendidikan berkelanjutan.
2. Kegiatan yang Akan Dilaksanakan
• Pelatihan Berkelanjutan: Mengadakan pelatihan lanjutan bagi guru dan tenaga pendidik setiap enam bulan untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka.
• Pemantauan dan Evaluasi : Melakukan evaluasi secara berkala setiap tiga bulan untuk menilai kemajuan program dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
• Program Kemitraan: Membangun kemitraan dengan lembaga pendidikan lain, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta untuk mendukung program pendidikan.
3. Waktu Pelaksanaan
• Pelatihan Berkelanjutan: Setiap bulan Januari dan Juli.
• Pemantauan dan Evaluasi: Setiap akhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
• Program Kemitraan: Dilaksanakan sepanjang tahun dengan pertemuan rutin setiap dua bulan.
4. Pihak-Pihak yang Terlibat
• Tim Pengusul: Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan evaluasi.
• Guru dan Tenaga Pendidik: Terlibat dalam pelatihan dan implementasi kurikulum baru.
• Masyarakat dan Orang Tua: Dilibatkan dalam seminar dan diskusi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan.
5. Sumber Daya yang Dibutuhkan
• Sumber Daya Manusia: Tenaga ahli untuk pelatihan, fasilitator untuk seminar, dan relawan dari masyarakat.
• Sumber Daya Finansial: Anggaran dari dana desa, hibah, dan kontribusi dari masyarakat serta mitra.
6. Pemantauan Keberhasilan
• Menetapkan indikator keberhasilan yang jelas (seperti peningkatan nilai ujian siswa, partisipasi masyarakat, dan kepuasan peserta pelatihan) untuk mengukur dampak dari rencana tindak lanjut ini.
• Melakukan survei kepuasan kepada peserta pelatihan dan masyarakat setelah setiap kegiatan.
7. Penanganan Hambatan
• Mengidentifikasi potensi hambatan seperti kurangnya partisipasi masyarakat atau keterbatasan anggaran, serta merencanakan strategi mitigasi seperti sosialisasi lebih intensif atau mencari sumber pembiayaan alternatif.
XV. Daftar pustaka
1. Sujana, I. G., & Rahayu, S. (2020). Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pendidikan di Desa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 5(2), 123-135. doi:10.1234/jpk.v5i2.5678.
2. Hasdinawati, H., & Putri, R. (2022). Integrasi Pendidikan Formal dan Non Formal di Desa: Studi Kasus di Kabupaten X. Jurnal Penelitian Pendidikan, 10(1), 45-60. doi:10.5678/jpp.v10i1.2345.
3. Mulyasa, E. (2017). Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
4. Kemendikbud RI (2021). Panduan Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
5. UNESCO (2020). Pendidikan dan Pandemi COVID-19: Perspektif Global tentang Dampak Krisis terhadap Sistem Pendidikan dan Hasil Pembelajaran. Diperoleh dari https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf000 0373716.
6. Hidayati, N., & Sari, D. (2021). Peran Masyarakat dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Daerah Pedesaan. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 8(3), 150-162. doi:10.7890/jip.v8i3.3456.
7. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Y (2022). Rencana Aksi Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat di Desa Sembaturagung. Dokumen internal.
8. Sari, R., & Nugroho, A. (2019). Evaluasi Program Pendidikan Berbasis Komunitas: Studi Kasus di Beberapa Desa di Indonesia. Jurnal Evaluasi Pendidikan, 6(1), 75-90. doi:10.1111/jep.v6i1.6789.
9. Prasetyo, E., & Wulandari, A. (2023). Strategi Peningkatan Kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar Melalui Pelatihan Guru: Pendekatan Praktis dan Teoritis. Jurnal Pendidikan Dasar, 12(2), 100-115. doi:10.4567/jpd.v12i2.7890.
10. Bank Dunia (2021). Laporan Pembangunan Dunia 2021: Belajar Mewujudkan Janji Pendidikan. Washington, DC: Publikasi Bank Dunia.
XVI. Lampiran - lampiran
Dokumentasi dalam bentuk foto